Lontong Tuyuhan

Lontong Tuyuhan


$1
Warga Rembang dan sekitarnya pasti tak asing dengan hidangan ini. Namanya lontong tuyuhan, berupa irisan lontong yang disiram dengan kuah opor ayam yang kental pedas. Paduan antara lontong yang padat lembut, dengan kuah opor gurih sedap plus ayam yang lembut enak. Sekilas, lontong tuyuhan ini tampak seperti lontong opor pada umumnya. Namun rupanya kuahnya lebih kental. Dari kuahnya tercium aroma rempah yang digunakan. Lontongnya juga bukan dibuat memanjang ataupun bentuk ketupat, namun berbentuk segitiga dan dibungkus dalam daun pisang. Saat dinikmati, lontong ini memiliki rasa yang lebih pedas dengan rasa rempah yang sedap. Bumbu utamanya terdiri dari kemiri, bawang merah dan putih, jintan, ketumbar, daun salam serta serai yang dimasak bersama santan kental. Jenis ayam yang digunakan adalah ayam kampung yang memiliki tekstur daging lebih lembut. Lontong tuyuhan berasal dari Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Rembang. Konon, resep lontong tuyuhan sudah diturunkan lewat beberapa generasi. Lontong tuyuhan diracik di pikulan yang terbuat dari bambu dan rotan. Konsep kedai lontong tuyuhan juga umumnya seragam, yaitu menyediakan dingklik atau bangku kayu dan meja panjang. Untuk minumnya, pengunjung bisa menenggak air langsung dari kendi. Untuk menikmati cita rasa yang otentik, pengunjung bisa datang ke Pusat Penjualan Lontong Tuyuhan di Rembang. Biasanya dijual sekitar Rp. 7.000,00 perporsinya. Yang unik, tak hanya sepiring lontong sedap saja yang bisa Anda nikmati. Namun mata juga dimanjakan dengan dengan pemandangan desa dan pegunungan. Hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik lokasi ini.
Sayur Mangut

Sayur Mangut


$0.8
Sayur Mangut Ikan laut segar yang dipanggang dengan bumbu-bumbu cabe hijau, bawang merah, bawang putih, garam dan santan kental. Sebagai sayur untuk makan siang/malam dalam menu sehari-hari. Resep Pembuatan Sayur Mangut: 1. BAHAN 1) Ikan tjutjut 1/2 kg 2) Kelapa 1/2 butir 2. BUMBU 1) Bawang merah 4 buah 2) Kencur 1/4 rsj 3) Bawang putih 2 siung 4) Laos 1/4 rsj 5) Lombok merah 5 buah 6) Daun jeruk purut 1 lembar 7) Lombok hijau 5 buah 8) Terasi 1 sendok teh 9) Belimbing wuluh 6 buah 10) Garam 1 sendok makan 11) Ketumbar 1/2 sendok teh 3. CARA PEMBUATAN 1) Kelapa dibuat santan 1/2 gelas. 2) Lombok, bawang merah, bawang putih, belimbing wuluh diiris halus. 3) Bumbu-bumbu yang lain dihaluskan, laos dimemarkan. 4) Semua ditumis, ikan dimasukkan dan terakhir santan dimasukkan. 5) Dimasak sampai kental dan berminyak.
Sayur Mrica

Sayur Mrica


$0.8
Sebagian besar warga di wilayah Keresidenan Pati mungkin sudah dengar sayur bumbu merica khas Rembang. Bahan yang dipakai, yakni dari ikan laut segar dengan bumbu cabe, merica, bawang merah, bawang putih, kunyit, garam dan air. Meskipun cara memasaknya cukup sederhan dan bahan yang digunakan juga mudah didapat, masyarakat luar Kota Rembang tetap antusias merasakan masakan bumbu merica dengan menyempatkan diri mampir ke warung yang biasa menyediakan masakan tersebut. Ikan yang biasa digunakan merupakan ikan jenis manyung karena sensasi pedas dari resep masakan tersebut bisa dinikmati dengan sempurna. Bagian ikan yang biasa dipakai merupakan bagian kepala karena memberikan kepuasan tersendiri bagi penikmatnya. Warung makan yang memang khusus menyediakan masakan mrica ada di dekat Klenteng Mak Co yang berada di Desa Tasikagung, Rembang. Setelah lelah melakukan perjalanan jauh dan perut terasa lapar, tidak salah jika menyempatkan diri mampir sejenak ke warung makan yang memang tertulis di depannya “Merica”. Sepintas, ukuran warung tersebut tidak terlalu luas dan kurang menjanjikan bisa menyajikan masakan yang bener nikmat. Setelah anda memesan dan merasakan masakan sayur bumbu merica, dipastikan akan ketagihan. Meskipun warung makan tersebut berukuran kecil, menu masakan khas ikan laut tersedia lengkap, sehingga bisa menjadi oleh-oleh keluarga di rumah. Semakin banyaknya peminat sayur bumbu merica, sejumlah warung yang memang menyediakan masakan khas Rembang mulai bermunculan di beberapa daerah di Rembang.
Sate Ayam

Sate Ayam


$39.95
Selain lontong tuyuhan, Rembang juga memiliki masakan khas yang dimungkinkan belum banyak ditemukan di daerah lainnya, yakni sate serepeh yang biasanya dipadukan dengan menu masakan lontong tahu atau nasi tahu. Masyarakat Rembang biasa menikmati sate serepeh ini untuk menu sarapan pagi, sehingga untuk mendapatkan sate sarepeh pada siang hari sulit didapat, meskipun harus keliling kota Rembang. Namun, anda tidak perlu berkecil hati tak bisa datang ke Rembang pada pagi hari, karena ada pedagang sate serepeh yang menjajakkan menu masakan khas ini pada malam hari di Jalan Sutomo, Kota Rembang. Harga satu porsi cukup Rp5.000 anda akan mendapatkan 12 tusuk sate serepeh yang merupakan sate ayam. Bedanya, sate serepeh dibentuk pipih, sehingga konon karena bentuknya yang pipih itu mengilhami masyarakat untuk menyebutnya sebagai sate sarepeh. Jangan beranggapan, sate sarepeh dari Rembang ini melalui proses pembakaran seperti layaknya sate ayam maupun kambing yang dijajakkan di berbagai daerah. Cara memasak sate serepeh katanya dikukus bersama bumbu yang disiapkan. Sedangkan penyajiannya sate tersebut diberikan kuah santan kental yang berwarna gak kuning hasil pencampuran cabe dengan sejumlah bumbu yang memang menjadi rahasia dapur masing-masing pedagang. Rasa sate ini cukup khas dan tidak bisa dibandingkan dengan sate yang selama ini dijajakan di berbagai daerah.
Batik Lasem

Batik Lasem


$39.95
Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. dan merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah kota Rembang. Lasem dikenal juga sebagai "Tiongkok kecil" karena merupakan kota awal pendaratan orang Tionghoa di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak. Di Lasem juga terdapat patung Buddha Terbaring yang berlapis emas. Lasem dikenal sebagai kota santri, kota pelajar dan salah satu daerah penghasil buah jambu dan mangga selain hasil dari laut seperti garam dan terasi. Namun yang paling dikenal dari daerah ini adalah kain batik. Batik Lasem sangat terkenal karena cirinya sebagai batik pesisir yang indah dengan pewarnaan yang berani, terutama warna merahnya. Menurut catatan sejarah, Lasem tempo dulu (1350-1375) adalah sebuah kerajaan kecil di bawah Kerajaan Majapahit. Uniknya, sang pemimpin selalu kaum wanita. Berdasarkan sumber sejarah lokal pada kitab Badrasanti (1478 Masehi), diperkirakan proses pembatikan di Lasem sudah berlangsung sejak puteri Na Li Ni dari kerajaan Champa (Vietnam) mengajarkan teknik batik kepada anak-anak di daerah Kemendung (Lasem) pada kurang lebih tahun 1420 Masehi. Na Lui Ni adalah isteri salah seorang nahkoda kapal Cheng Ho, Bi Nong Hua. Usai menemukan pujaan hatinya, sang nahkoda meminta ijin pada Cheng Ho untuk menetap di Lasem yang kemudian disetujui.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Brian Rembang Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger